Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat, Penyegaran Dalam Pandangan Kehidupan

Suatu ketika aku sedang mengunjungi sebuah toko buku favorit ku di sebuah mall daerah Jakarta Selatan.

Ketika sedang berjalan asyik menyusuri jejeran buku yang tertata rapih, mata ku tertuju pada tumpukan buku yang bersampul kan warna oranye, dimana judul dari buku tersebut menarik perhatian ku untuk mendekati nya.


Buku karya Mark Mason 

Judul Asli                      : The Subtle Art Of Not Giving F*ck
Judul                              : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis                          : Mark Manson
Penerjemah                 : F. Wicaksono
Penerbit                        : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan                         : ke-3
Tahun Terbit                : 2018
Tempat Terbit              : Jakarta
ISBN                               : 978-602-452-698-6
Tebal                              : 246 halaman
Harga                             : Rp 67.000,00
Rating                            : 4.5⭐/5 ⭐

"Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat"
(Pendekatan yang waras, demi menjalani hidup yang baik) 

Yess, itu lah judul dari buku yang  membuat aku tertarik untuk membeli dan membaca nya. Sekilas aku pikir judul nya ini agak nyeleneh. Tapi setelah aku baca dan pahami ternyata isi nya justru bukan menyuruh kita atau pembacanya sepenuh nya masa bodoh terhadap segala sesuatu.

Pas kebetulan juga, pihak Gramedia mengadakan acara bedah buku  tersebut. Gayung bersambut, makin tertarik lah aku buat pelajari isi buku nya.

Dokpri

Tepat nya Jum'at 22 November 2019 lalu, Gramedia Matraman mengadakan acara Bedah Buku " Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat " 

Buku yang berjudul asli " The Subtle Art of Not Giving  A F*uck " mengalami puluhan kali cetak ulang karena penulis nya ( Mark Manson) juga seorang Blogger yang aktif menulis di media sosial  sejak tahun 2009. Mendulang sukses dengan blog nya yang telah dikunjungi sekitar 2 juta orang setiap bulan nya.

Ternyata buku ini sangat mencuri perhatian publik sejak terbit dan masuk dalam daftar buku Best Seller " New York Times dan Washington Post "  

Para NarSum

Mas Adinto seorang Editor akuisisi dari buku terjemahan Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat, terbitan Grasindo mengatakan bahwa,

" Kita harus lebih dewasa dalam pemilihan judul, tidak selalu di identikkan dengan nyentrik. Buku ini sangat spesial, baik pada saat serius menerangkan maupun rumor nya ".

Nah bener Kan, pemilihan judul nya yang sempat menarik perhatian ku, menjadi nilai jual yang memang sudah diperhitungkan dan terbukti mampu menarik perhatian para pecinta buku  lainnya. Good Idea ....

Lain lagi yang diceritakan oleh pak Indra Gunawan Maswan, MBA ( Komisaris Gramedia), beliau menerangkan tentang,

Ciri-ciri Buku Yang Laku, yaitu :

- Memakai Social Media
Zaman sekarang ye kann, masa nya era digital , jadi manfaat kan lah sebaik mungkin buat mempromosikan produk. 

- Menentang Pakem
Atau bisa dikatakan buku yang melawan hal- hal yang mainstream, membawa hal yang negatif menjadi positif, sehingga jangan melulu harus positif.
Inti nya jangan menuduh seseorang menjadi orang yang berbeda

- Memakai bahasa yang awam
Pakailah bahasa yang dimengerti oleh orang awam sekalipun, hinggga bisa menjangkau lebih luas pangsa pasar yang ada.

- Jurus Bodo Amat

Bukan berarti acuh tak acuh atau cuek. Tapi merasa nyamanlah ketika di saat kita menjadi berbeda dan menikmatinya hingga tujuan kita tersampai. 

- Pesan 
Pesan yang tertulis harus nya bisa tersampaikan dan diterima oleh para pembacanya 

- Tahu Prioritas

Kita harus tahu mana yang lebih penting untuk dijadikan sebuah prioritas. Maka katakanlah selamat tinggal buat hal- hal yang sepele. 

Hubungan Seni Dengan Bersikap bodo Amat ... ??

Dokpri

Mark ingin membuka pikiran kita bahwa ada hal-hal penting yang dirasa tidak perlu dipersoalkan dalam hidup. Dalam buku bersampul oranye ini, Mark akan membantu kita untuk lebih cuek pada hal-hal yang kurang penting melalui tiga seni.

Kunci dari seni pertama adalah masa bodoh terhadap segala halangan dan perjuangan dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan. Jadi tetap semangat dan optimis lah kalau kita bisa melalui halangan tersebut. Nikmati dan hadapi saja, toh rintangan pasti selalu ada di dalam setiap pencapaian.

Seni kedua, prioritaskan hal-hal  penting dan berarti, sehingga kamu bisa lebih mudah untuk masa bodoh pada hal-hal yang sepele.

Adapun seni ketiga mempertegas seni sebelumnya, yakni kita mulai dapat memilah mana yang lebih penting saat beranjak dewasa. Walaupun hal penting itu tampaknya sederhana, tetapi kita bisa tetap bahagia dengan kesederhanaan itu.


Mark Manson

Masih banyak cerita-cerita dari pengalaman hidup nya yang diceritakan dengan lugas dan berstruktur oleh Mark Manson, ditambah sejumlah kisah nyata dari beberapa tokoh yang mungkin belum pernah kalian dengar seperti Charles Bukowski, Dave Mustaine, dan William James yang bisa membuat kalian yang membaca nya akan berkata dalam hati, " iya juga ya!".  Hehehe ... Aku pun seperti terhipnotis setelah membaca nya ... #upss

Kalau menurut pak Indra, inti dari buku ini adalah,

" Kekuatan kita merupakan kelemahan, sedangkan kelemahan Kita Bisa Jadi justru menjadi sebuah kekuatan buat kita "

" This book will not teach you how to gain or achieve, but rather to lose and let go. It will teach you to take inventory of your life and scrub out all but the most important items. It will teach you to close your eyes and trust that you can fall backwards and still be okay”. (Mark Mason)

Blomil 

Buku self improvement ini sekiranya dapat menyegarkan pandangan kita terhadap segala sesuatu yang lalu-lalang dalam kehidupan. It's just so inspiring! 

Kalian penasaran ... ?! Yukk, beli buku nya di toko buku kesayangan anda.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sensasi Mandi Parfume Bareng Vitalis Parfume Moisturizing Body Wash

Toyota All New Rush

Kemeriahan Syukuran Kumpulan Emak-emak Blogger di KEB 11 Tahun