Gebyar Budaya Sebagai Wujud Pengaplikasian Kampung Lali Gadget
Sudah tak bisa dipungkiri lagi, zaman yang serba modern saat ini komunikasi menjadi lebih mudah dan berkembang dengan hadirnya Gadget sebagai alat komunikasi. Namun gadget juga bisa menjadi ancaman jika pemakaiannya tidak sesuai atau berlebihan terutama terhadap anak-anak.
Penggunaan
gadget dapat menyebabkan kecanduan dan
memberikan dampak negative terhadap Kesehatan serta perkembangan psikologis
anak. Pada anak usia dini (0-6th) penggunaan gadget sangat
mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional nya. Salah satu dampak nya
adalah anak jadi asyik dengan dunianya sendiri, kurang bersosialisasi dan lain-lain.
Contohnya
anak saya sendiri, kalau tidak dibatasi bermain gadget , anak akan terus bermain
sampai lupa batas waktu. Kadang dirumah anak sampai lupa mandi sore. Nunggu suara
emak naik beberapa octaf baru beranjak.
Hemm, kalau sudah seperti ini, peran orang tua sangat amat diperlukan dalam mengawasi
anak-anak mereka bermain gadget sesuai kapasitasnya. Orang tua dapat memberikan
batasan waktu. selektif dalam memilihkan aplikasi untuk anak, menemani dan
melatihnya untuk bertanggung jawab atas penggunaan gadget.
Solusi untuk
mengatasi mengurangi penggunaan gadget yaitu melalui outdoor learning berbasis
kearifan local permainan tradisional. Dengan adanya hal ini diharapkan
anak-anak dapat lebih menyukai permainan tradisional dan dapat mengurangi frekuensi penggunaan
gadget. Melalui permainan tradisional anak-anak dapat berinteraksi dengan teman
sebaya.
Kegiatan ini
juga meningkatkan pengetahuan tentang pengetahuan tradisional. Permainan
tradisional melatih ketrampilan sosial dan karakter anak seperti Kerjasama,
kerja keras, kejujuran,sportivitas, taat aturan, ketangkasan,menerima
kekalahan, dan tanggung jawab.
Nah, saya
jadi teringat akan kisah nya mas Achmad Irfandi sebagai penggerak
Kampung Lali Gadget. Terinspirasi dari kisah nya, di wilayah tempat saya
tinggal, sudah mulai digerakkan yang nama nya “ Gebyar Budaya Kebayoran Lama 2023 “. Sedikit berbeda namun visi dan misi nya sama, selain sebagai sarana
hiburan juga sebagai wadah untuk menyalurkan hobi dan kreatifitas warga mulai dari
anak-anak sampai orang dewasa. Dan kegiatan seperti ini bisa mengurangi waktu
mereka bermain gadget, dan menggunakan gadget sesuai kebutuhan.
Kampung Lali Gadget
Nama yang unik ya, Kampung Lali Gadget diambil dari Bahasa Jawa yang artinya Kampung Lupa Gadget yang digerakkan oleh Achmad Irfandi, seorang pemuda asli dari Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, sejak 1 April 2018.
Berawal dari rasa kekhawatirannya akan nasib anak-anak yang melihat keseharian mereka dikampung nya dan bahaya yang akan mengintai mereka karna kecanduan gadget. Rasanya seperti melang atau nelangsa melihat anak-anak kecil nongkrong di warung kopi demi mendapatkan wifi untuk bisa bermain gadget. Padahal masa depan mereka bisa di isi dengan hal-hal yang positif seperti bermain, bergerak, tertawa namun tergantikan dengan suasana yang asyik dengan dunia nya sendiri, duduk berjam-jam menatap layar gawai.
Kebetulan ada kunjungan seorang teman ke kampung halaman nya yang mengajak untuk mengadakan kegiatan literasi untuk anak-anak, seperti menggambar, mendongeng, dan membaca buku.
“Terus, teman saya pulang. Saya merasa kok seru ya, bikin kegiatan sama anak-anak di desa. Akhirnya saya bikin lagi “. ujar Achmad Irfandi saat di wawancarai. Dan sejak saat itulah dia berniat menggerakkan desanya untuk melupakan gadget.
Dengan berhasil meyakinkan perangkat desanya, Irfandi meminjam lahan seluas 45 x 50 meter. Ada pendopo, kebun yang rindang, banyak pepohonan teduh, dan sawah. Disanalah anak-anak dikembalikan kedunia mereka.
Irfandi juga memberdayakan warga sekitar untuk membuat mainan dan menjualnya serta mengajak mereka untuk berjualan makanan dan minuman. Para pemuda-pemudi di Desa Pagerngumbuk dan Sidoarjo turut dilibatkan, didalam dan di luar deasa. Mereka direkrut sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping.
Tema yang di usung tidak sama pada tiap pekan. Tapi permaianan tradisional selalu di hadirkan seperti egrang, kelompen tali, kelompen Panjang, lompat telapak kaki, dan masih banyak lainnya yang membuat mereka enjoy dan lupa sejenak akan gadget nya ( lali gadget)
Kemarin tema yang diusung adalah Dolanan Banyu atau Bermain Air. Anak-anak dan keluarga mereka bisa berpartisipasi dalam permainan tersebut. Mereka juga bisa belajar secara langsung hal-hal terkait dengan air. Misal nya, bermain perahu tiup di air, bermain kapal gedebok, hingga menangkap ikan. Peserta menangkap ikan bukan di kolam air bersih. Melainkan di kubangan yang merupakan kolam berlumpur yang didesain khusus untuk menangkap ikan. Meski mengalami kesulitan, namun mereka terlihat sangat Bahagia.
Senang nya melihat kekompakan mereka yang saling peduli dan saling membantu bekerjasama dalam bermain. Sebuah pemandangan yg langka yang jarang di temui di zaman ini. Berbeda dengan mereka yang sering bermain dengan gawai, dan asyik dengan dunianya sendiri.
Teknologi ponsel pintar dan era serbuan media sosial membuat hidup masyarakat lebih banyak dikuasai oleh gawai. Kepedulian pada orang sekitar bekurang. Mereka lebih fokus pada dunia maya.
“ Masyarakat aktif bermedia sosial. Namun, kehilangan jiwa sosial “. Ujar Irfandi yang juga sebagai founder Gerakan Darjoisme dan peraih penghargaan Pemuda Pelopor 2020 -2021.
Sebagai penggerak, Achmad Irfandi dan kawan-kawan di Desa Pagerngumbuk dan pemuda di Sidoarjo juga berhasil mengedukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa serta permainan tradisional yang sangat bermanfaat khususnya untuk mengurangi frekuensi bermain gadget.
Apa yang dilakukan Irfandi sangat luar biasa, di tengah gempuran game-game yang berseliweran di gadget anak-anak, Irfandi mengubah nya dengan permainan tradisional yang dapat mengasah kreatifitas anak-anak dan jauh lebih bermanfaat.
Pantaslah Irfandi menjadi salah satu Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards. Astra mengapresiasi orang-orang yang berkontribusi dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan untuk kepentingan Bersama yang lebih baik. Semangat Astra Terpadu ( SATU) Indonesia !
Gebyar Budaya Kebayoran Lama 2023
Acara “Gebyar
Budaya Kebayoran Lama 2023 ” yang digelar pada tanggal 25 September 2023 lalu,
sangat menarik animo masyarakat khususnya warga Rw.04 Kelurahan Kebayoran Lama
Selatan sebagai tuan rumah. Mereka sangat antusias dengan acara ini, mereka
berlomba-lomba turut serta mengisi acara di Gebyar Budaya seperti tari-tarian,
music, modern dance, drama theaterical, seni bela diri seperti Pencak Silat dan
Karate maupun unjuk bakat lainnya. Diharapkan tiap-tiap wilayah dapat
mengirimkan warga nya untuk berpartisipasi mengikuti acara tersebut.
Acara ini melibatkan Karang Taruna Rw 04 dan para pengurus Rt 01 – 015/04 dimonitori oleh seorang seniman jalanan yang sangat peduli terhadap lingkungannya sendiri yaitu Bang Noorman.
"Kami selaku pengurus Rw.04, mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya Gebyar Budaya Kebayoran Lama 2023, acara ini dapat terselenggara dengan lancar berkat kerja keras dari pemuda-pemudi Karang Taruna Rw.04, para pengurus dari Rt.01 – 015/04, dan dorongan dari KASATLAK Sudin Kebudayaan baik secara moril maupun materil. "
“ Kami juga sangat mengapresiasi kepada semua pengisi acara Gebyar Budaya dan berharap acara seperti ini akan terus berlanjut menyusul dengan tema-tema lainnya yang bersifat positif “. Ujar Bapak Agung Prabowo selaku Ketua Rw.04 Kebayoran Lama Selatan.
Teater Theatrikal Tunas Kebayoran lama 2023Penampilan Teater Theaterical dari Sanggar Tunas Kebayoran, merupakan Gong dari acara Gebyar Budaya. Para penonton tak sabar ingin melihat penampilan mereka yang super kocak. Dengan mengusung tema perjuangan, walaupun para pemainnya masih pemula termasuk saya di dalam nya, namun drama ini sukses menghibur penonton .
Salam kompak dan sukses selalu untuk Masyarakat Kebayoran Lama.
Sumber :
- E- Booklet Warta Astra Satu
- Karang Taruna Gebyar Budaya Kebayoran Lama
- Dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar